Armageddon

Armageddon dalam Injil merupakan peperangan akhir jaman. Menurut buku ini, peperangan di akhir jaman akan terjadi antara 3 golongan agama, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam.

Mengenai Armageddon ini dimuat dalam ke-3 kitab suci agama besar tersebut. Bahkan dalam Al Quran disebutkan bahwa pada peperangan itu sebuah batu akan berkata-kata kepada seorang muslim yang sedang berperang melawan Yahudi, benda ini berkata, "Hai Muslim, dibelakangku ada seorang Yahudi..." Pada peperangan akhir jaman ini, orang Yahudi tidak ada yang tersisa.


Peperangan ditandai dengan datangnya Imam Mahdi, yang masih keturunan Rasulullah dari cucunya dari Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. Imam Mahdi akan memimpin dunia dengan penuh keadilan. Dunia sangat damai, bahkan sampai-sampai hewan yang bermusuhan akan damai, dan bisa makan rumput di tempat yang sama tanpa adanya perkelahian.


Kemudian turunlah Nabi Isa, dan beliau turun pada saat Imam Mahdi sedangkan melaksanakan shalat subuh bersama umat muslim lainnya. Imam Mahdi menyerahkan posisi "imam" kepada Nabi Isa, tetapi Nabi Isa menolak dan mengatakan bahwa beliau membawa agama yang sama dengan Nabi Muhammad dan beliau akan menjadi makmum di shalat subuh itu.


Membaca buku ini seperti membaca buku sejarah, bedanya sejarah telah terjadi bertahun-tahun yang lalu, buku ini menceritakan kejadian yang akan terjadi di masa depan.


Referensi yang bagus untuk kita yang ingin mempelari tanda-tanda hari kiamat.

Surat Cinta dari Tuhan

Buku mungil ini pertama kali terbit pada November 2005, sebenarnya berisi tentang hadits qudsi yang dirangkum oleh pengarangnya dengan kalimat kalimat puitis sehingga kita merasa sedang membaca puisi. Sang pengarang menyatakan, "Jika firman Tuhan dalam hadits Qudsi kita sikapi layaknya sebuah surat cinta, kita akan menyimaknya dengan hati yang khusyuk dan syahdu. Kabar apapun yang disampaikan oleh Tuhan kepada kita akan terasa nyaman di telinga dan dihati. Seakan-akan Tuhan berbicara kepada kita secara pribadi, mengajak, menasehati, mengimbau, mengingatkan kita dengan bahasa yang ramah dan bersahabat.

Islah Gusmian, pria kelahiran Pati ini, menyajikan firman-firman Tuhan dalam bentuk surat cinta, menyarikannya dari Al-Mawaiizh fi Al Ahadits Al Qudsiyyah karya Imam Al Ghazali dengan bahasa yang sederhana dan mengena.

Buku 180 halaman ini diterbitkan oleh Mizan, dibuka dengan bab Segalanya Akan Dipertanggungjawabkan. Petikannya seperti ini :

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi ia hidup bersukaria.

Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban amal perbuatan di akhirat, tapi ia asyik mengumpulkan dan menumpuk kekayaan. ...

... Sudah siapkah Anda mengahadapi kematian? Siap atau tidak siap setiap diri akan menghadapi kematian... kematian tidak untuk ditakuti apalagi dihindari.

Pada bab 2, judulnya adalah TakdirNya Adalah Jalan Hidupmu. Barang siapa tidak mau menerima suratan nasib yang telah Aku putuskan, tidak bersabar atas segala cobaan yang Aku berikan, tidak mau berterima kasih atas segala nikmat yang Aku curahkan, dan tidak mau menerima apa adanya atas segala yang Aku berikan, maka sembahlah tuhan selain Aku.

The Da Vinci Code : The Movie

Setelah membaca habis novelnya Dan Brown dengan judul yang sama, Saya benar-benar terkesima dengan jalan cerita serta trik trik dan rahasia yang disajikan oleh Dan Brown. Begitu tahu bahwa novel ini dijadikan layar lebar, Saya sangat penasaran bagaimana sang sutradara dan aktor mengangkatnya ke permukaan.

Tom Hanks, adalah aktor favorit Saya. Tapi sayangnya, sewaktu membaca tokoh Robert Langdon dalam novel, Saya merasa kurang pas jika diperankan oleh Tom Hanks. Kurang pas aja. Visualisasi dan imajinasi Saya tentang Robert Langdon tidak menyerupai Tom Hanks sama sekali.

Visualisasi film ini Saya rasa, sutradara kurang berani mengungkapkan apa adanya, seperti halnya yang tertulis dalam novel Dan Brown. Salah satu contohnya adalah pada saat Robert L dan Sophie Neveu bertemu dengan sang profesor yang mengungkapkan rahasia dibalik lukisan the last supper nya leonardo da vinci. Di novel, sang profesor menyatakan dengan jelas bahwa Yesus bukan tuhan, dan Robert Langdon mengangguk, meng-iyakan ataupun menyetujui pendapat profesor ini. Di filmnya, Tom Hanks yang memerankan Robert Langdon malah adu argumentasi dengan profesor dan dia menyatakan bahwa "Anda yang menyatakan demikian, bahwa Yesus itu bukan tuhan, itu pendapat Anda..."

Perbedaan lain adalah Langdon mencium Sophie... mungkin seharusnya tidak dilakukan karena kesimpulan akhir mereka adalah Sophie merupakan keturunan langsung dari Maria Magdalena dan Yesus. Pada adegan terakhir Sophie ditantang untuk melakukan mukzizat Yesus, berjalan di atas air.







The Bourne Ultimatum

If The Bourne Ultimatum is the last film of the Bourne series, then the Bourne franchise is going out with not just a bang but a major ear-splitting explosion. Matt Damon doesn’t rest on his Bourne laurels and proves once again he truly is an action movie star in every sense of the word. The Bourne Ultimatum adopts a take no prisoners approach, loaded with over-the-top action sequences that make this Bourne the meatiest film of the trilogy. Hang on tight because The Bourne Ultimatum is an exciting thrill ride where the action’s in your face and almost non-stop.

The Story
Jason Bourne’s still trying to figure out his past as the third Bourne movie begins. The story picks up right where Bourne Supremacy left off and director Paul Greengrass and his cast haven’t lost a step in the three years between films. Bourne’s the ultimate fighter - sorry Randy Couture and Chuck Liddell - and unafraid of taking down anyone who stands in the way of the truth. Although much of the film takes place in foreign locations, Bourne’s journey leads him back to the United States and straight into the lion's den, the place he believes holds all the answers. It also means he’s up against a new uber-bureaucrat (played by David Strathairn) whose agenda doesn’t include letting Bourne return to the fold.

The Cast
The basic story hasn’t changed in three films, but Damon still manages to play the character as fresh as the day he first stepped into Bourne’s shoes. Damon doesn’t have to prove anything the third time around, but not once does he let down his audience by devoting anything less than 100% of himself to his performance.



Matt Damon and Joan Allen in The Bourne Ultimatum.
© Universal Pictures




Strathairn’s coldly calculating performance is right on, and Joan Allen is once again crisply professional and solid as Pamela Landy. While she’s the heart, soul and moral conscience of this Bourne film, returning Bourne player Julia Stiles is relegated to being not much more than a minor diversion from the main storyline. Stiles’ performance is detached and stiff, and is the one weak spot in an otherwise impressive group of performances that includes Scott Glenn, Paddy Considine, Edgar Ramirez and Albert Finney.
The Bottom Line
Director Paul Greengrass’ use of the handheld camera to capture the immediacy of Bourne’s predicament works for the most part. It’s slightly distracting during the first 20 minutes when most of the scenes are dialogue-driven explanatory shots featuring just two actors. But once the story’s set-up and the film segues into the real meat and bones of the story, Greengrass’ signature style is perfect for the crazy chase scenes and spectacularly well choreographed fights. Damon as Bourne takes out the bad guys in cool and ingenious ways, and the documentary-style storytelling is the perfect tool for putting the audience smack-dab in center of the action.
Returning screenwriter Tony Gilroy’s The Bourne Ultimatum is the leanest and meanest of the series, a chase movie of breathtaking purity. Bourne engages in hand-to-hand combat and even pulls off an incredible escape by throwing a stolen police car into reverse and flying at break-neck speeds away from his pursuers. And just when you get a chance to catch your breath, Greengrass and company slam you back into another full-throttle action scene.
Even while sharing the same basic plot as Identity and Supremacy, there’s nothing recycled about the way The Bourne Ultimatum delivers on the thrills. The Bourne Ultimatum is one of 2007’s best action movies and more than lives up to expectations.
GRADE: A-
The Bourne Ultimatum was directed by Paul Greengrass and is rated PG-13 for violence and intense sequences of action.

Review by Rebecca Murray,

Hukuman Bagi Pezina dan Penuduhnya

2008-02-23-0914-20Buku tipis ini khusus membahas mengenai hukuman bagi pezina, bagaimana pelaksanaannya di negeri yang tidak menerapkan hukum Islam. Cukup bagus sebagai referensi.

Dari Ibnu Mas’ud rodhiallohu ‘anhu, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal ditumpahkan darah seorang muslim kecuali karena salah satu di antara tiga alasan: orang yang telah kawin melakukan zina, orang yang membunuh jiwa (orang muslim) dan orang yang meninggalkan agamanya memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hakikat Seorang Muslim
Seorang muslim yang sesungguhnya adalah yang bersyahadatain dan menunaikan tauhid serta melaksanakan konsekuensinya. Adapun yang sekedar mengaku muslim dengan mengucapkan syahadatain namun melakukan syirik akbar atau bidáh mukafirah maka hakikatnya bukan seorang muslim. Seorang muslim tidak boleh ditumpahkan darahnya kecuali dengan alasan yang syar’i seperti tersebut dalam hadits.

Muslim Yang Halal Darahnya
Ada tiga sebab seorang muslim boleh ditumpahkan darahnya yaitu:

  1. Zina ba’da ihshonin, yaitu jika seorang muslim yang sudah pernah menikah secara syari kemudian berzina maka dengan sebab itu halal darahnya, dengan cara dirajam.

  2. Qishosh, yaitu jika seorang muslim membunuh muslim yang lain dengan sengaja maka dengan sebab itu halal darahnya dengan cara di-qishosh.

  3. Meninggalkan Agama, yaitu ada 2 pengertian:
    a. murtad, artinya keluar dari agamanya dengan sebab melakukan kekafiran.
    b. Meninggalkan jamaah, artinya meninggalkan jamaah yang telah bersatu di atas agama yang benar, dengan demikian ia telah meninggalkan agama yang benar. Termasuk makna meninggalkan jamaah adalah jika memberontak imam yang sah.

Pelaksana Eksekusi
Seorang muslim yang telah dihukumi halal darahnya eksekusinya ada di tangan penguasa (imam) atau yang mewakilinya, jika di negaranya berlaku hukum Alloh. Apabila berada di Negara yang tidak menerapkan hukum Alloh maka tak seorang pun berhak mengeksekusi penumpahan darah. Untuk eksekusi yang tidak sampai penumpahan darah, seperti cambuk, qishosh non-bunuh, maka boleh dilakukan oleh seorang ‘alim jika atas kemauan pelaku. Demikian pendapat sebagian ulama.