Novel karya Habiburrahman El Shirazy ini Saya telat tahu dan akhirnya jadi telat baca. Masak baru tahu sekarang, hari gini gitu lhooo.... ketinggalan berita lah!
Baru aja mulai baca, itupun novelnya dapat pinjaman dari tetangga. Kalau beli, mungkin cukup mahal dan belum tentu suka kan dengan novelnya. Toh tidak semua orang sama, rambut boleh sama hitam, tapi isi pendapat dan kepala boleh lah berbeda.
Mungkin karena Saya lebih suka dengan jenis novel ala Dan Brown, Sydney Sheldon, yang bertemakan suspense, misteri, penuh teka teki sehingga selama membaca Saya lebih senang menebak-nebak, jadi pada saat membaca novel ini, Saya kurang merasa greget. Kenapa ya?
Mungkin juga karena Saya sudah terlalu lama tidak membaca novel-novel bertemakan cinta. Dan Saya termasuk orang yang parah dalam mengingat nama tokoh. Jangankan nama tokoh yang sulit dicerna, nama teman-teman dan daerah yang pernah Saya kunjungi saja, Saya bisa lupa.
Novel ini baru Saya baca seperempat halaman, tapi Saya merasa, pengarang terlalu bertele-tele menceritakan suatu kejadian dengan deskripsi yang terlau detil yang kadang tidak perlu. Contohnya saja, di lembar lembar awal cerita, Fahri yang sedang naik bis menggambarkan betapa disiplinnya cara orang naik bis di Mesir. "Para penumpang turun. Setelah semuanya naik, barulah penumpang yang sedang menunggu tadi naik bis.' Saya hanya merasa ada deskripsi yang lebih manis tanpa harus menyatakan dengan jelas bahwa semuanya harus turun dulu dan baru kemudian naik satu per satu ke atas bis.
Tapi Saya tetap akan melanjutkan untuk membaca novel ini. Karya pengarang Indonesia soalnya.


Ini buku yang aneh dan ajaib. Sudah baca sampai halaman 73, tetap aja belum ngerti, ini buku cerita tentang apa sih? Kok kurang menarik ya tulisannya, tidak membuat pembacanya penasaran untuk membalik halaman berikutnya. Udaj 2 bulan lebih baca buku ini belum kelar juga. Agak males nih, karena .. mungkin kurang menarik tadi. Padahal dulu, waktu beli buku ini, gara-gara baca sinopsis di bawah ini nih! Apalagi dari reviewnya ada yang bilang "Jika Scott Fitzgerald, Umberto Eco, serta Dan Brown bergabung untuk menulis sebuah novel, hasilnya adalah The Rule of Four." Waduh, langsung nggak tahan pingin beli buku ini, segera. Ternyata oh ternyata...
Dan Brown menulis sebuah thriller yang amat cepat dengan kelokan dan kejutan cerita yang cukup untuk membuat bahkan pembaca paling berpengalaman pun terus menebak-nebak.” 

